Sniper: Membunuh dalam Kesunyian
October 10, 2015Samuderaraksa, Jejak Kejayaan Maritim Nusantara
February 20, 2017Air Mata Soekarno
Konon foto ini jarang terpublikasi. Namun demikian dalam foto ini menjelaskan bahwa Sukarno juga manusia biasa. Sukarno, tak begitu suka diambil fotonya ketika makan dan dalam posisi demikian itu, menangis.
Sukarno diketahui menetaskan air mata dalam tiga kejadian. Pertama, menangis ketika membacakan Pancasila untuk yang pertama kalinya, kedua ketika ia terpaksa menandatangani surat hukuman mati sahabatnya sendiri, Kartosuwiryo. Dan yang ketiga menangis di pusara jenderal kesayangannya, Achmad Yani, sebagaimana foto ini.
Hari itu, 6 Oktober 1966, menjadi hari yang begitu menyedihkan. Langit menunjukan dirinya tengah berduka. Pertiwi tak lagi berseri, ia begitu sedih menahan duka. Sukarno, tak lagi lantang dalam gagahnya retorika. Ia tertunduk, sedih.
Berupaya sebisa mungkin membendung air matanya. Namun apa daya, kesedihan itu begitu tajam menusuk kalbu.
Ia berderai air mata di pusara Sang Jenderal yang begitu dicintainya. Sang Jenderal mangkat, mendahuluinya. Menjadi korban fitnahan dan angkara. Dan hari itu, menjadi hari yang begitu kelam, kado terburuk bagi Angkatan Bersenjata Republik yang tengah memperingati kelahiranya. Tak ada derap sepatu lars, kecuali tembakan salvo ke udara.
Foto: baltyra.com