Kriegsmarine Battleships
March 8, 2019Kronik Peralihan Nusantara
March 8, 2019Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan Umum 1 Maret 1949 telah menjadi bagian penting dari perjalanan sejarah bangsa ini. Telah banyak penelitian yang dilakukan dan sekian buku telah ditulis untuk mengungkap kebenaran dari peristiwa yang sampai hari ini masih diliputi kontroversi.
Perdebatan panjang yang masih terus berlangsung hingga hari ini adalah, mengenai siapa sesungguhnya pihak yang menjadi pemrakarsa dan yang memimpin serangan ini. Ada dua versi yang selama ini berkembang dan diyakini oleh banyak pihak. Pertama, versi yang dikemukakan oleh Suharto dan sempat menjadi versi tunggal selama masa Orde Baru. Sedangkan versi kedua, menempatkan Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai perencana serangan yang terpusat di wilayahnya tersebut, Yogyakarta.
Premis utama yang diajukan di buku ini adalah fungsi rantai komando yang bekerja di masa itu. Dari dokumen dan bukti-bukti yang ditemukan, terungkap bahwa pada masa pergolakan menghadapi agresi Belanda, rantai komando TNI di bawah kepemimpinan Jenderal Sudirman terus berfungsi meski kondisi mereka yang terberai akibat pendudukan Belanda.
Jenderal Sudirman saat itu harus bergerak terus-menerus secara rahasia di bawah ancaman perburuan tentara Belanda. Dan, dengan perencanaan dan koordinasi yang terus dilakukan secara rahasia, Panglima Sudirman tetap mampu menjalankan rantai komando kepada seluruh jajaran TNI yang berada di banyak wilayah yang terpisah. Lewat jaringan komunikasi dan rantai komando itulah serangan terhadap Yogyakarta dan beberapa wilayah penting pendudukan Belanda di sekitarnya dijalankan.
Di sini kemudian terungkap beberapa nama perwira di bawah Sudirman yang berperan amat penting dan menentukan dalam perencanaan serta pelaksanaan Serangan Umum. Di antaranya adalah Panglima Divisi III Kolonel Bambang Sugeng, Letkol dr. Wiliater Hutagalung, dan Wakil Kepala Staf Angkatan Perang TB Simatupang.