Surat Kanda untuk Soedirman
June 24, 2021Mempertahankan Republik: Doorstot Naar Djokja 1948
July 6, 2021Rahmah El-Yunusiyyah dalam Arus Sejarah Indonesia
Dari tumpukan buku-buku lawas, sosok Rahmah El-Yunusiyyah hinggap dalam benak penulis. Rasa penasaran dan ingin tahu menyeruak di tengah obsesi menemukan sosok perempuan yang terpendam dalam lumpur sejarah.
Penulis menemukan Rahmah El-Yunusiyyah dalam buku Manusia dalam Kemelut Sejarah. Dalam buku ini, ia sebagai sosok yang turut dibahas. Begitu juga dalam buku Riwayat Hidup dan Perjuangan 20 Ulama Besar Sumatera Barat, ia satu-satunya perempuan yang dipaparkan.
Penulis tak surut membuka lembaran demi lembaran buku lawas dengan harapan Rahmah El-Yunusiyyah tercatat di dalamnya. Ada buku Ulama Perempuan Indonesia terbitan lebih anyar dari dua buku sebelumnya. Ketika nama Rahmah El-Yunusiyyah tertera pada bagian awal buku tersebut, perasaan penulis berbunga-bunga.
Rahmah El-Yunusiyyah terus terpatri dalam pikiran penulis. Penulis menyadari terlalu langka buku yang mengulas jejaknya. Pesona Rahmah El-Yunusiyyah memang sudah terlihat menakjubkan dalam tiga buku di atas kendati dipaparkan secara padat dan ringkas.
Di sisi lain, penulis juga merasakan keganjilan ketika nama Rahmah El-Yunusiyyah ternyata asing di tengah bangsanya sendiri. Ketika hanya mengandalkan buku para pahlawan Indonesia, generasi bangsa ini bisa-bisa sampai mati tak mengenal perempuan kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, itu. Rahmah El-Yunusiyyah adalah seorang perempuan besar. Ia terlalu indah untuk dilupakan.
Bagi penulis, membaca jejak hidup Rahmah El-Yunusiyyah dalam uraian singkat tak memuaskan dahaga. Mungkin penulis ingin detail, sehingga ribuan tanya berputar-putar untuk menghayati sejarah Rahmah El-Yunusiyyah. Tuhan ternyata memahami kegelisahan hamba-Nya. Seorang pendidik di Perguruan Diniyyah Puteri menghadiahi sebuah buku yang diterbitkan Pengurus Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang Perwakilan Jakarta. Buku yang terbit pada 1991 ini permata berharga bagi penulis.
Untuk membangkitkan Rahmah El-Yunusiyyah dari lumpur sejarah, penulis mengaku tak kuasa melakukannya. Tak sedikit sejarawan dan tokoh-tokoh lainnya telah mengupas dan membahas Rahmah El-Yunusiyyah dalam forum dan publikasi ilmiah. Buya Hamka dan Aminuddin Rasyad layaklah disebut dari tak sedikit sejarawan itu. Lewat buku ini, penulis hanya menyambung mata rantai yang mungkin terputus.
Buku ini disusun dengan mengandalkan riset dan kajian pustaka. Penulis bukan saksi hidup Rahmah El-Yunusiyyah, maka tak heran jika catatan kaki (footnote) bertebaran. Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban ilmiah, catatan kaki juga wujud apresiasi kepada periwayat-periwayat Rahmah El-Yunusiyyah sebelumnya.
Dengan catatan kaki, dalam setiap uraian, pembaca pun bisa merujuk ke buku-buku terkait. Penulis tak begitu saja memercayai pemaparan Rahmah El-Yunussiyyah tanpa bukti-bukti sejarah. Di tengah minimnya arsip dan data—atau barangkali keterbatasan memperolehnya—penulis berusaha merekonstruksi sejarah dan menghindari “membuat-buat sejarah”. Sejarah niscaya beralaskan data dan fakta.
Penulisan buku ini bermula bertahun-tahun lampau yang sering kali terjeda. Di atas segalanya, terlantunkan ke hadirat Allah Swt., pujian yang tiada batas. Terima kasih penulis kepada segenap pihak yang telah melicinkan jalan dalam penulisan dan penerbitan buku ini.
Penulis mengakui berjajar kekurangan menyajikan perjalanan hidup dan kiprah Rahmah El-Yunusiyyah. Tak sedikit “pertanyaan sejarah” terkait jejak pendiri Perguruan Diniyyah Puteri itu yang belum terungkap secara benderang. Dibutuhkan diskusi dan penelitian lebih lanjut agar sejarah pejuang Merah Putih kelahiran Padang Panjang ini terekam apik sekaligus akurat sebagai warisan bermakna bagi anak-anak zaman. Upaya menyalakan sejarah Rahmah El-Yunusiyyah pada masa lampau masih harus dilakukan agar sinarnya tak redup di masa depan.
Buku ini berikhtiar merawat sejarah Rahmah El-Yunusiyyah. Penulis berusaha menampilkannya lebih tersistematis. Harapannya, apa yang tertuang nyaman untuk dibaca. Tak sekadar untuk dikenang, tetapi juga sebagai inspirasi, refleksi, spirit, dan motivasi. Selamat menapaki jejak seorang perempuan besar Indonesia: Rahmah El-Yunusiyyah.