Kriptologi (Ilmu Persandian) Dunia Intelijen
October 9, 2015Sniper: Membunuh dalam Kesunyian
October 10, 2015Senjata-Senjata yang Mengubah Dunia
Selama beberapa milenium terakhir, perang dijalankan dengan menggunakan senjata. Dalam rentang waktu tertentu, manusia berperang dengan terus menggunakan senjata yang sama, atau setidaknya mirip. Sekedar contoh, selama hampir satu abad senapan musket menjadi senjata standar pasukan infanteri. Ketika, pada awal abad ke-19, tempat senapan tersebut digantikan oleh percussion smoothbore muskets, para tentara mendapatkan sebuah senjata yang lebih tangguh, namun mereka belum perlu mengubah taktik mereka.
Tidak berapa lama kemudian, mereka memperoleh percussion rifled muskets. Senapan musket ini terlihat hampir mirip dengan senapan sebelumnya. Senapan tersebut memiliki pengunci perkusi, dan merupakan sebuah pemuat peluru. Satu-satunya hal yang membedakan adalah terdapat lekukan dalam larasnya. Sampai sejauh itu para jenderal tidak mampu melihat alasan untuk mengubah taktik mereka. Itulah mengapa Perang Sipil Amerika menjadi perang paling berdarah dalam sejarah kita.
Sebagian besar senjata yang mengubah pertempuran pada akhirnya akan menjadi barang usang. Senjata-senjata baru yang menggantikan tempat senjata usang tersebut pada gilirannya akan mengubah pola pertempuran, atau bisa saja tidak mengubah apapun. Muzzle-loading rifle dengan cepat digantikan oleh breech-loading rifle, dan breech-loading single-shot digantikan oleh breech-loading repeater. Senapan ini kemudian membuat tentara bisa menembak dengan lebih cepat. Muzzle-loading rifle memaksa satuan-satuan infanteri untuk berpencar dan mencari perlindungan. Breech-loader membuat penembakan dari tempat persembunyian menjadi lebih mudah dilakukan, yang berarti bahwa pasukan infanteri yang berlawanan dengannya harus bergerak dengan lebih cepat dan dalam kelompok-kelompok kecil.
Ini adalah sebuah perubahan substansial. Ketika senapan repeating menggantikan tempat single-shot breech-loader, para tentara masih bisa menembak meski berada di tempat persembunyian, namun mereka bisa menembak dengan lebih cepat. Para serdadu dalam perang Boer II dan Rusia-Jepang bisa mempelajari hal ini dengan baik, namun para jenderal Eropa tak mampu menangkap pelajaran yang diberikan oleh Perang Sipil Amerika. Dan kemudian datanglah era senapan mesin sebagai senjata andalan. Dalam perang dunia I, kecerdasan Hiram Maxim menunjukkan bahwa sudah saatnya taktik perang harus direvisi secara drastis.
Hingga saat ini, senapan mesin masih ada, namun syukurlah karena keberadaan tank berhasil menggeser tempat dari senjata itu. Tank dan partnernya, pengebom bawah air, menguasai medan pertempuran pada masa-masa awal Perang Dunia II, namun “blitzkrieg” yang mereka ciptakan dengan cepat dipatahkan oleh senjata-senjata baru seperti ranjau anti tank, roket, dan artileri.
Salah satu senjata perang yang tidak pernah usang adalah meriam bangsa Yunani. Pada abad ke-7, 8, dan 9, meriam merupakan senjata utama angkatan laut. Kemudian, senjata tersebut berhasil dikalahkan. Namun, senjata tersebut tidak pernah menjadi usang. Ketika senjata tersebut masih digunakan, meriam berhasil menyelamatkan kehidupan imperium Bizantium, yang kemudian mengubah sejarah Eropa, dan sejarah dunia.
Sebagian besar senjata yang mengubah kondisi medan perang biasanya digunakan dalam waktu yang lama. Memang ada beberapa senjata yang hanya digunakan dua kali, namun dalam waktu yang lama senjata tersebut mengubah pola pikir manusia tentang perang. Meski pertanyaan tentang apakah nuklir akan terus memiliki efek ini masih belum bisa diprediksi, namun setidaknya manusia masih mengharapkannya.