19 MEI 1998 DALAM INGATAN
May 19, 2022LORENG PERTAMA TNI, BATALION RUKMAN
May 24, 2022LORENG BRIMOB PELOPOR
Awam dipahami, bahwasanya seragam – terutama untuk militer, selain menunjukan identitas kesatuan juga berfungsi sebagai sarana kamuflase. Pun termasuk untuk pasukan dari Polri ini, Korps Brimob. Sebagai sebuah unit tempur Kepolisian RI, lazim disebut unit paramiliter dan sebagai pasukan light infantery, maka tugas yang diemban seringkali juga menuntut keahlian dan kemampuan yang lazim dimiliki oleh kesatuan militer pada umumnya, meski tetap dalam koridor penegakan hukum.
Penggunaan seragam PDL loreng/doreng di Indonesia memang lebih identik dengan dunia militer, namun begitu soal pemakaian seragam PDL loreng khusus untuk pasukan Brimob memiliki akar sejarah sendiri.
Pada masa Presiden Sukarno (Orde Lama), hampir setiap kesatuan di TNI dan Brimob Polri, telah menggunakan seragam PDL yang kemudian disebut sebagai loreng motif macan tutul. Namun menjelang operasi Trikora dan Dwikora seragam PDL motif loreng macan tutul ini kemudian diganti dengan loreng khas kesatuan masing masing.
Loreng PDL Brimob Pelopor – lazim juga disebut loreng Men-Por atau loreng ‘darah mengering’, ini pertama kali digunakan pada pelatihan kualifikasi Bala (rimba – laut) yang diadakan di Pelabuhan Ratu, pada tahun 1961. Kelak kemudian loreng khas ini merupakan loreng khas Pelopor yang merupakan loreng asli milik Resimen Pelopor.
Setelah Menpor dilikuidasi pada masa Orde Baru, maka setelah tumbangnya Orde Baru, untuk pertama kalinya pihak Mabes ABRI mengizinkan penggunaan loreng PDL ini untuk dikenakan pada HUT ABRI tahun 1998. Hingga akhirnya pada tahun 2014 silam, Kapolri – Jendral Sutarman, pada HUT Brimob ke-69, meresmikan kembali penggunaan seragam loreng khas ini untuk pasukan Brimob.
Tuntutan penyesuaian dengan medan penugasan, alasan historis, dan penggunaan seragam PDL sejenis pada unit-unit kepolisian di negara lain menjadi alasan kenapa seragam ini kembali dikenakan oleh Brimob Polri.
@matapadi