Dirgahayu Swa Bhuwana Paksa
April 6, 2021Rahmah El-Yunusiyyah, Perempuan Pembaru Yang Melampaui Zaman
April 27, 2021Riset dan Pengembangan Sebagai Deterrence Effect
Bagi sebuah bangsa, apapun langkah yang dilakukan olehnya dalam menjaga kedaulatan teritorial negaranya, secara pasti menunjukkan bahwa bangsa tersebut bukanlah bangsa yang tidur. Bukanlah bangsa yang tertutup mata dan telinganya dari kewaspadaan.
Apapun langkah riset, langkah inovasi, serta bentuk development yang dilakukan, menunjukkan bahwa bangsa tersebut terus-menerus waspada dalam mengamati setiap perubahan. Dan kewaspadaan itulah yang membuatnya jadi lebih mengerti tentang apa yang dibutuhkan guna mengantisipasi berbagai dinamika ancaman-ancaman, terutama yang bersifat tempur.
Pada kacamata yang lain, adanya kewaspadaan juga dapat menjadi efek tangkal (deterrence effect) terhadap berbagai ancaman yang bersifat laten. Sebab, bangsa yang waspada tentu bukanlah seekor pelanduk tidur. Bukan juga harimau yang terbius pulas. Bukan bangsa yang tidak mengerti caranya melawan terhadap setiap ancaman yang mengintainya.
Oleh karena itu, apapun langkah-langkah yang dilakukan oleh suatu bangsa, pada hakekatnya, juga sudah berlaku seperti pergulatan di medan tempur. Karena langkah-langkah itu akan membuat setiap ancaman-ancaman laten harus berpikir berkali-kali kalau mau menjadikan gerakannya manifest.
Dalam sebuah perubahan yang belakangan terjadi dalam inovasi moda tempur misalnya, untuk menemukan bahwa perawatan alutsista konvensional seperti MBT (main battle tank) termasuk yang tergolong mahal, dan juga akan lebih mahal lagi biaya yang dibutuhkan untuk menggelarnya ke berbagai terrain and trouble spot. Dulu, untuk mengirim MBT ke Afghanistan misalnya, diperlukan moda angkut raksasa Antonov An-124 Ruslan seperti yang dilakukan oleh Kanada dan Denmark. Itupun hanya dapat mengangkut maksimal 2 unit MBT.
Akibatnya, berbagai angkatan bersenjata Eropa seperti Swiss, Belanda dan Belgia mempensiunkan armada MBT dan menggantinya dengan ranpur yang dilengkapi sistem kubah bermeriam besar. Sebagian kemudian memilih platform berpenggerak roda, sebagian lagi masih nyaman dengan rantai sebagai wahana pengusungnya. Yang jelas, tidak ada kategorisasi yang baku dan jamak dalam tipe kendaraan bermeriam tank ini.
Ada yang menyebutnya sebagai destroyer, ada yang memasukannya dalam sebutan Fire Support Vehicle, juga ada yang memilihnya dengan sebutan Medium Tank. Dan, dengan alasan pengembangan, ternyata development cost dapat ditekan, disamping juga memiliki biaya perawatan dalam satu platform yang bisa lebih murah.
Dengan melihat pasar yang semakin berkembang, berbagai pabrikan senjata besar dunia akhirnya tidak lagi memilih untuk menawarkan satu ranpur utuh. Banyak pabrikan kini cenderung menawarkan kubah dengan sistem modular, yakni yang siap didudukkan ke ranpur manapun yang dibuat atau dibeli oleh negara pengguna, selama mendapati aspek hull yang kompatibel dengan requirement minimum.
Dari komplikasi tersbut, dapat diketahui bahwa ancaman ternyata juga tidak hanya datang dari luar, tetapi juga bisa berasal dari kekurangmampuan diri sendiri. Dalam menghadapi medan tempur, kemampuan maksimal mutlak dibutuhkan. Sebab, ancaman akan datang sebagai manifest juga dengan kemampuan maksimalnya.
Berbagai langkah riset dan pengembangan yang sudah dilakukan merupakan penanda bahwa Bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang tidur. Demi terjaganya kedaulatan dan teritorial negara, serta demi menangkal setiap bahaya laten agar tidak menjadi manifest, rolled out KFX-IFX yang baru saja dihadiri Menhan tentu memiliki kiprahnya pula secara tersendiri.()