A.M Sangaji Si Jago Tua
May 20, 2017Belanda Pertama Yang Diusir dari Nusantara
May 22, 2017Densus Alap-Alap
Menjelang digelarnya Operasi Seroja dalam skala besar, dalam Operasi Flamboyan, Dephankam menugaskan Kapolri agar memberikan orang-orang terbaiknya. Kapolri kemudian menugaskan Komandan Korps Brimob Kolonel (Pol) Anton Soedjarwo agar menyiapkan pasukan untuk operasi infiltrasi ke Timor-Timur.
Berdasar perintah tersebut, Kolonel (Pol) Anton Soedjarwo melakukan regrouping para mantan anggota Menpor (Resimen Pelopor) yang berada di Kelapa Dua dan Polda Metro Jaya. Dari hasil mobilisasi ini, lalu dibentuk Detasemen Khusus Alap-Alap yang terdiri dari satu kompi Brimob eks Pelopor di Kelapa Dua dan beberapa mantan anggota Pelopor yang diambil dari berbagai kesatuan di Polda Metro Jaya.
Bisa dikatakan bahwa, pembentukan Densus Alap-Alap ini sangat terburu-buru, sehingga para anggotanya kurang memiliki kualifikasi untuk diterjunkan dalam sebuah pertempuran. Mulai dari waktu persiapan yang hanya satu minggu, serta sebagian besar anggota Densus ini berasal dari satuan Reskrim, Intelkam, dan Lalu Lintas – meski mereka adalah mantan anggota Pelopor, namun sejak tahun 1969 mereka sudah tidak pernah melakukan latihan tempur.
Yang lebih ironis, sebagian besar anggota Densus Alap-Alap adalah lulusan Pelopor tahun 1968. Ini artinya mereka belum pernah turun dalam operasi tempur. Tetapi, karena mereka telah menempuh pendidikan kualifikasi Bala (rimba-laut), maka mereka dianggap memenuhi syarat untuk penugasan infiltrasi.
Ketika akhirnya pemerintah memutuskan memulai operasi militer skala besar untuk membebaskan Dili, Operasi Seroja, Densus Alap-Alap ditarik ke Atambua untuk menunggu tambahan pasukan Brimob dari Jakarta. Dan, pada hari H operasi penyerbuan ke Dili, 7 Desember 1975, pasukan Brimob tidak terlibat karena baru pada tanggal 25 Desember 1975 satu kompi pasukan Brimob diberangkatkan dari Kelapa Dua.
Pasukan Brimob dari Kelapa Dua ini kemudian digabungkan dengan pasukan Densus Alap-Alap dan menjadi bagian dari Batalion 512 Lintas Udara yang berada di bawah komando Mayor (Inf) Basofi Sudirman. Dalam operasi ini, pasukan Densus Alap-Alap menanggalkan seragam loreng macan tutul Menpor dan menggantinya dengan seragam hijau rimba seperti pasukan TNI AD.