Amji Atak, dari Pahlawan Menjadi Ksatrian
April 8, 2019Bendera dan Propaganda Kemenangan
May 3, 2019Operasi Indra, Operasi Pendaratan Pertama KKO (Marinir)
Foto ini (layar pertama) diadaptasi dari buku yang diterbitkan Korps Marinir tahun 1996, yang berjudul “Korps Marinir TNI AL”. Dalam buku tersebut terdapat foto sebagaimana postingan ini, di mana terdapat keterangan manuver pendaratan pasukan KKO dalam Operasi Indra.
Tetapi, penampakan adanya pansam (panser amfibi) BTR-50P dalam foto tersebut menjadikan pertanyaan yang mesti ditelusuri jawabanya. Mengingat, keberadaan BTR-50P digunakan oleh KKO adalah sejak ada kerjasama antara Indonesia dan Uni Soviet, terutama menjelang digelarnya Operasi Trikora, sekitar tahun 1959.
Jika ditelusur kemungkinannya, KKO menggunakan pansam yang digunakan dalam Operasi Indra adalah panser amfibi bekas dari militer Belanda setelah Penyerahan Kedaulatan. (geser ke foto berikutnya)
Hal ini sebagaimana dalam buku “Sedjarah Perkembangan Angkatan Laut” terbitan Pusat Sejarah ABRI tahun 1971. Di mana di dalamnya disebutkan tentang material-material tempur yang diserahkan dari Belanda kepada Indonesia antara lain terdiri dari : 4 kapal perang jenis Korvet, 1 kapal perusak, kapal patroli jenis HDML (Harbour Defence Motor Launch), penyapu ranjau, kendaraan pendarat amfibi, pesawat patroli maritim UF-2 Albatross, pesawat angkut C-47 Dakota, tank tempur dan kendaraan tempur amfibi.
Selain itu, senjata-senjata, angkutan darat, gedung-gedung kesatrian, pelabuhan-pelabuhan dan yang lainnya secara berangsur-angsur diambil alih oleh ALRI (TNI-AL).
Lebih lanjut dalam buku terbitan Dispenal yang berjudul “Sejarah Perkembangan Alutsista TNI AL 1945-1965”,untuk KKO memang mendapatkan sejumlah tank tempur utama jenis M4A3 Sherman, panser, traktor amfibi dan meriam medan.
Diketahui, pasca Penyerahan Kedaulautan dari Belanda ke Republik Indonesia Serikat, dalam bidang militer, terjadi kerjasama antara APRIS dengan pihak militer Belanda. Kerjasama ini kemudian dinamakan NMM-KM atau Missi Militer Belanda.
Operasi Indra merupakan operasi amfibi pertama yang dilakukan oleh KKO dengan melakukan pendaratan di Pantai Indramayu. Operasi yang berlangsung tanggal 2 Maret 1953 sampai dengan 21 Maret 1953 tersebut dipimpin oleh Mayor KKO Hunholz. Seorang perwira berkebangsaan Belanda yang banyak mencurahkan tenaganya untuk KKO.
Operasi Indra dilaksanakan atas dasar Surat Perintah Komandan KKO-AL No. 229/SP/KKO/53, tanggal 10 Februari 1953.
Kekuatan pasukan KKO yang diterjunkan dalam operasi tersebut berasal dari KKO dari Kesatrian Semampir, Kesatrian Wonokitri, Kesatrian Gubeng ditambah siswa KUTP (Kursus Ulang Tambahan Perwira) dan dari Kompi X dan Kompi Y.
Dalam rangkaian Operasi Indra itu, setelah berhasil menguasai dan mengamankan wilayah pantai, pasukan KKO mulai melakukan gerakan penetrasi masuk wilayah hutan bakau. Selama melakukan pergerakan pada hari pertama, tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan pasukan DI/TII.
Untuk itu, pada sore harinya, pasukan ditarik kembali ke kapal. Keesokan harinya pasukan tetap melakukan pergerakan dengan melakukan patroli di wilayah Pantai Indramayu. Hingga pelaksanaan operasi berakhir, tidak ada sebutir peluru yang dimuntahkan oleh senapan-senapan pasukan KKO.
Meskipun begitu, digelarnya operasi ini memang tak berdampak secara militer. Namun demikian operasi ini berhasil menekan secara politis keberadaan pasukan DI/TII yang berada di pegunungan dan di pedalaman.
Artikel : naskah buku Sejarah KKO, Hantu Laut KKO, laman situs indomiliter.com