Soekarno Menolak Usulan Belanda
November 7, 2020Pasukan Khusus Belanda yang Pernah Dibentuk di Indonesia
November 10, 2020Ultimatum Kepada Orang Indonesia
Inggris Akan Mengambil Alih Surabaya dan Melucuti Massa
***
Kelompok Nasionalis Memperingatkan Tindakan ini akan Menimbulkan Pertumpahan Darah yang Mengerikan
***
Batavia, Jumat.
Setelah sebuah siaran dari stasiun radio di Surabaya menyerukan kepada orang-orang Indonesia untuk mencegah mendaratnya pasukan Belanda di Batavia, Timor dan Australia, komandan Inggris di Surabaya (Mayor Jenderal Mansergh) mengambil tindakan cepat dengan mengeluarkan ultimatum kepada para pimpinan Indonesia bahwa Inggris bermaksud untuk mengambil alih pangkalan Angkatan Laut terbesar ini dan melucuti gerombolan liar yang menguasai kota dan kawasan lain di timur Jawa. Jenderal Mansergh dilaporkan telah membawa sejumlah besar pasukan yang cukup untuk melucuti seluruh orang Indonesia, dengan pengecualian sejumlah anggota kepolisian resmi yang ditetapkan.
Reaksi Indonesia atas ultimatum yang dikirimkan kepada Gubernur Jawa Timur kemarin, menyebutkan bahwa ini berpotensi menimbulkan pertumpahan darah yang mengerikan. Ultimatum tersebut ditulis secara mendetail di dalam pamflet dan disebarkan ke seluruh penjuru kota pada hari ini dengan menggunakan pesawat-pesawat RAF.
Sejak penyebaran pamflet tersebut dilakukan, ketegangan di Surabaya mulai memuncak. Tetapi Inggris bermaksud untuk mengambil langkah tegas atas tindakan perlawanan. Berita terakhir menyebutkan enam divisi India sedang dibangun di Bankoeng dan pasukan tambahan diturunkan ke Magelang, di mana sebagian penduduk telah mengungsi.
Sementara itu dilaporkan bahwa pihak Indonesia tetap menyerukan kepada seluruh pendukungnya untuk tidak menyerahkan senjatanya.
Menurut American Associated Press, pamflet yang disebarkan dari atas langit kota Surabaya hari ini berisi instruksi detil bagaimana Indonesia harus menyerahkan senjatanya. Sementara bagian lain dari pamflet berisi alasan-alasan Inggris mengambil tindakan demikian serta tuduhan kepada Indonesia atas peristiwa yang terjadi tanggal 28 Oktober, di mana Indonesia dikatakan telah “dengan licik dan tanpa alasan” menyerang pasukan Inggris yang datang untuk melucuti pasukan Jepang, mengamankan tawanan perang dan interniran, memelihara keamanan dan ketertiban.
Terbunuh Meskipun dalam Perjanjian Gencatan Senjata
Setelah menyebutkan korban-korban dari pihak pasukan Inggris, para wanita dan anak-anak interniran, pamflet juga mengingatkan kembali tentang seorang komandan pasukan Inggris di Surabaya (Brigadir Mallaby) yang terbunuh ketika sedang berupaya untuk menghentikan peperangan, padahal pihak Indonesia sudah berjanji untuk melakukan gencatan senjata.
Seorang anggota “kabinet” Indonesia khawatir akan ada pertempuran yang sengit setelah penyebaran pamflet tersebut, ungkap American Associated Press.
Dalam ultimatumnya, Mayor Jenderal Mansergh menyampaikan kepada Gubernur Jawa Timur dari pihak Nasionalis bahwa pasukan Sekutu akan memasuki kota dan pemukiman di Surabaya, serta kawasan lain di Jawa Timur. Ia menambahkan, “Saya diperintahkan oleh komandan tertinggi pasukan Inggris di Jawa (Letnan Jenderal Christison) untuk melucuti gerombolan massa liar agar kehidupan normal dapat berlanjut serta kebijakan Sekutu untuk mengevakuasi semua warga negara-negara Sekutu dan pelucutan senjata tentara Axis dapat dilaksanakan.”
“Niatan untuk Menerapkan Pelucutan Senjata”
“Saya berniat untuk menerapkan pelucutan senjata dan memulihkan situasi normal secepat mungkin.” Ultimatum menyatakan bahwa Surabaya dikuasai oleh, “penjarah, perusuh dan gerombolan massa liar yang kesemuanya bersenjata lengkap.” Kehidupan normal di kota tidak berjalan dan tak satupun nyawa maupun properti yang aman.
Di sisi lain, setelah adanya siaran nasional yang menyerukan agar tak seorangpun Indonesia yang menyerahkan senjatanya kepada Inggris, orang-orang Indonesia yang berada di kawasan pelabuhan di Surabaya dan berdekatan dengan batas penjagaan Inggris bersikap lebih konfrontatif, bahkan beberapa orang yang bersenjatakan senapan mesin menyusup ke dalam area pelabuhan. Mereka mengambil posisi di beberapa gedung namun Inggris berhasil menghalau mereka.
Penggunaan Seluruh Kekuatan Dibawah Satu Perintah
Ultimatum Mansergh memerintahkan seluruh orang Indonesia yang berada di pangkalan Angkatan Laut kota Surabaya dan di kawasan lain di Jawa Timur untuk menyerahkan senjatanya pada hari Sabtu pukul 06.00 pagi, “atau bersiaplah menghadapi seluruh kekuatan angkatan laut, angkatan darat dan angkatan udara di bawah perintah saya.”
Ia menambahkan bahwa semua orang Indonesia yang menolak perintah ini akan bertanggung jawab atas pertumpahan darah yang sudah pasti akan terjadi.